watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

CERITA INDAH BUAT TEMAN
<

Namaku Kasan aku punya kisah indah pada
tahun 1979. Usia saya boleh dibilang masih
cukup muda untuk mengenal yang namanya
bercinta. Saya baru berumur 13 tahun.
Saya mempunyai seorang tetangga cewek dia
bernama Ita. Dari bentuk tubuhnya boleh
dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti
akan berdecak kagum. Semlohai kata orang. Dia
tingginya yaach kira-kira 155 cm, dan berat 48,
pokoknya ideallah. Lebih ideal lagi ternyata
payudaranya wah ukuran gedhe (king size).
Wajahnya lumayan enggak jelek-jelek amat
walaupun tidak berkategori cantik juga sih, tapi
bodinya sangat semlohai, bahenol kata cowok-
cowok yang memandangnya. Setiap cowok
pingiin dekat sama si Ita. Berbagai upaya
dilakukan oleh beberapa cowok, engga ada yang
berhasil mendekatinya. Hanya heran saya itu,
ternyata dia ada perhatian sama saya,
maklumlah tetangga dekat dan cukup handsome
lagi, sehingga inilah kemenangan saya.
Suatu saat ketika dia sedang mandi di sumur
wajar sajalah karena orang desa engga punya
kamar mandi, saya pas berada di dekat sumur
itu, maka kesempatan bagi saya untuk melongok
tubuhnya. Ternyata benar-benar wah,
payudaranya, tengah-tangah pahanya yang
mulai ditumbuhi bulu-bulu halus dan pinggulnya
bak vespa! Saya sangat bersemangat mengintip
dia mandi, karena asyiknya dia mandi engga
tahu bila kuperhatikan.Oh betapa bahenolnya dia,
melebihi bintang film India. Bahkan Ratna Sari
Dewi pun kalah sebagai madame de syuga, Ita
pantas mendapat julukan madame de syurga.
Ini setelah kejadianku dengannya yang cukup
asyik sehingga ingin aku berbagi cerita.., pengin
tahu? terusain ajaa.
Suatu hari, hujan rintik-rintik. Dia cerita bila dia
pingin ditemani di rumahnya karena semua
anggota keluarganya sedang pergi ke tempat
neneknya yang baru hajatan. Biasanya setiap dia
sendiri pasti minta sayalah yang menemani di
rumahnya. Pernah saat saya sedang berusaha
mendekati dan meraih tubuhnya, ee dia teriak,
dan sayapun gagal menjamah tubuh
semlohainya itu.
Saya pamit pada orang tua saya dan ternyata
diijinkan tanpa ada kecurigaan apa-apa. Saat itu
jam dua siang, tapi cuaca yang mendung
kelihatan seperti sudah jam enam petang.
Dengan senang hati saya masuk ke rumahnya
lalu pintu saya kunci pakai palang kayu.
"Lho kok dikunci?" dia bertanya
" Ya .. biar amanlah, soalnya saya kan masih
kecil, nanti kalau ada maling saya takut sehingga
biar engga ada orang lain masuk .. yaa.. kukunci
saja. Engga apa-pa khan? " komentarku.
" Iya.. ya.. sudah duduk dulu saya tak membuat
minum " sahutnya
" Wah terima kasih " jawabku.
Maka dia pun membuat minuman dan saya telah
mempersiapkan sebuah buku porno yang saya
dapat dari teman sekolah SMPku. Dan mulailah
aku membaca dengan diterangi lampu teplok .
"San, Kau baca apa sich? Kayaknya asyik
banget." begitu ucap Ita sambil mendekatikiu
dengan membawa segelas kopi panas.
"Boleh dong aku ikut membaca?" tanyanya .
" Wah ini bacaan cowok je. Cewek endak boleh
nanti ndak semaput.."
Saya pancing biar penasaran. Dia terdiam saat
itu, tapi menjulurkan kepalanya ke arahku. Dulu
pernah dia itu kupegang payudaranya saja, dia
berteriak dan memaki-maki, maka kini agar dia
tidak berteriak bila kupegang, maka saya buat
penasaran dulu.
"Kasih doong, masak sih pelit amat.." dia
berkata.
"Okelah boleh kau baca.. tapi syaratnya jangan
jauh-jauh dari saya.." kataku
"Mengapa?" tanya Ita
"Eh, ngga apa-apa kok." jawab saya bingung
mau menjelaskan.
Lalu dia pun mulai membaca. Dia kaget ketika
membaca ada adegan yang syuur, tapi ternyata
dia masih melanjutkan bacaannya.
"Wah-wah-wah, kesempatan nih..?" pikir saya
dalam hati.
Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya
melihat Ita mulai sesak napasnya. Mukanya
bersemu merah tanda berahi mulai menjangkiti
dirinya. Saya yang sudah sejak tadi terbawa
sedikit birahi langsung menyenggolkan tangan
saya pura-pura mau ambil gelas ke
payudaranya.
" Aaahh " Ita merintih.
Saya tidak jadi ambil gelas tapi malah parkir di
bukit indah itu, yang kemarin ketika saya pegang
dia berteriak, tapi sekarang malah merintih.
Tiba-tiba saja Ita langsung mendekatiku dan
segera menempelkan badannya pada badanku.
Yach sudah otomatis saya akan merespon juga
donk. Tanganku makin aktif menjelajahi bukit
yang king size itu. Kemudian kubuka kancing
baju atasnya yang berada di punggung sambil
memeluk dadanya. Ita makin merintih, ketika
puncak bukit itu tertekan dadaku. Saya makin
leluasa membuka bajunya, bra-nya dan..
payudaranya segera menyembul sang king size,
maka bibirkupun mendekat dan mengulum
puncak king size indah itu.
" Mmm "
" Hhh! Hhh! Hhh! " napasnya makin memburu,
dan bukunya sudah jatuh.
Tangan saya mulai lebih berani lagi menelusuri
seluruh lekuk tubuhnya dari dada, perut,
pinggul. Lalu ke depan. Kuselusupkan ke CDnya
yang udah kendor. Ita makin merintih, terlebih
manakala jariku meremas bulu halus yang
kemarin kelihatan. Ita makin menggelinjang,
dengan segera kubuka seluruh pakaiannya,
sambil kubimbing berdiri, karena tingginya
sama, maka segera ketika berdiri pelukanku tepat
pada dua bukit kembarnya itu.
Ita kuajak berjalan ke amben yang di dekat kursi
tadi. Sembari berjalan sungguh sangat nakal
tangan dan bibir saya. Bibir mengulum bibir Ita,
tangan meremas bukit indah Ita dan tangan
satunya bermain di hutan yang halus itu. Begitu
Ita kududukkan di amben maka saya sembari
nyopoti kaus yang kupakai, celana dan CD-ku
sekaligus tanganku nyomoti bukit indah itu,
pokoknya refleklah saudara-saudara!
Tanpa sadar tangan saya mencoba mencopot
CD terakhir Ita, Dia makin melenguh panjang
pendek
" Hhhss, hhss, hhss. "
Akhirnya kami berdua bugil gil. Lalu saya terus
bermain dengan bukit indah di bibir dan tangan
satu meranjah-ranjah hutan halus itu, sementara
tangan lain menekan, memilin, mengelus
pokoknya apa saja dilakukan yang penting tidak
membuat sakit dulu.
"Uhg ugh uhg ugh" Keluh Ita ketika satu jariku
menyentuh jari kecil pada belahan di antara
pahanya. Kini dia tidak memaki lagi, tapi
melenguh-nguh-nguuh!
Tubuh mulusnya kini bersimbah keringat,
rambutnya yang terurai panjang menambah
gairah, tapi bau keringatnya waoow, orang desa
sih, maka tanganku yang satu kemudian
mencari-cari botol parfum yang memang tadi
udah kusiapkan. Lalu sert.. sert. Kusemprot dulu
dengan parfum tubuhnya, sehingga seger dan
wangii. Berikutnya tanganku beraktivitas lagi.
Tapi ternyata ada penolakan dari Ita.
" San .. udah San tolong udah san, jangan
diteruskan " katanya.
" Ah.. masak saya harus gagal sih menikmati
tubuh indah yang udah dalam dekapan ini? "
batinku. " Gimana caranya ya? "
Ita sudah mengepitkan pahanya rapat sekali, tapi
dia masih berada di bawah saya, maka sayapun
nyessel banget kenapa tadi pakai semprot-
semprot dulu.
Dengan sisa semangat yang masih menggebu
saya peluk Ita erat-erat, puncak bukit
kecoklatannya saya kulum lagi, lidah saya
mainkan di situ, dan Ita mengerang halus, maka
saya makin bersemangat. Tangan satu mulai
menelusup ke tengah-tengah pahanya yang
sudah dikepit itu, ah susah sekali menerobos
kepitan itu. Lama-kelamaan bibir saya yang aktif
itu ada gunanya ternyata. Pahanya makin
melemah dan jariku berhasil menerobos kembali
pada belahan diantara hutan halusnya itu. Ita
mengerang lagi
" Ohh.. jangngngan .." tapi tangannya memeluk
tubuhku erat sekali.
Ketika jariku menerobos lebih dalam lagi maka
tangan Ita kini sudah berada pada pinggulku
menarik ke arah selangkangannya.
Kini dengan mudah kusibakkan paha mulus itu.
Jariku bisa dengan leluasa memainkan perannya
dan saat menyentuh lubang maka jari itu
bermain lebih lincah, sehingga Ita melenguh lagi.
" Oohh.. tolong jangngngaann "
Kudapati jari itu sudah basah lendir kini, aku
heran kok banyak lendirnya ya? Ita melenguh
lagi
" Oohh jangngngaann .. " Kupikir isyarat agar
aku jangan lama-lama lagi, maka serta merta
kudekatkan selangkanganku dengan laras
panjang yang membara dan kini mulai
menyentuh belahan paha itu. Hangat kurasa
kena lendir yang banyak. Lalu mulailah saya
sibakkan lebih lebar lagi paha mulus itu dan
kepala itu mulai menyelusup diantara dua
belahan. Hangat, licin-peret, lunak sekalli terasa,
dann Jess laras itu kini menusuk belahan padat
kenyal.
" Ohh " bersamaan kami berdua memekik. Saya
memekik keenakan, Ita memekik juga enak
bercampur sari, dangdut, keroncong, perih,
ngilu dll (katanya kemudian setelah acara kami ini
selesai).
Saya terdiam beberapa saat kubiarkan laras
panjang itu menyoblos masuk dan makin
masuk dan makin ambles.. bless.
" Aduh! " Ita berteriak ketika tercoblos laras lunak
tapi kenyal itu.
Ada lelehan dingin terasa mengaliri batang itu,
tapi sedikit demi sedikit kutekankan pada tempat
paling lunak sedunia itu bagi batang larasku ini.
Seluruh batang sudah tertanam dan berdenyut-
denyut, rasanya pinginn sekali bergerak-gerak,
tapi rasa enak itu muncul dan ketika denyutan
laras itu makin mengeras, Ita terpekik
" Iiih .. " setelah sekian lama akhirnya dialah yang
memulai gerakan pada pantatnya ternyata sudah
tidak sakit lagi dan mulai menikmati arti
terobosan batang laras yang perkasa, kenyal,
lunak hangat dan berdenyut itu.
Gerakan-gerakan kami makin liar hingga kami
berdua semakin basah oleh keringat. Akhirnya
terjadi pelukan yang sangat kencang dari Ita,
bersamaan dengan itu kemudian pucuk larasku
terasa sangat ngilu dan saya merasa melepas
sesuatu dari pucuk itu .
" Aahh! " Ita terpekik lagi, ketika semprotanku
melanda rahimnya.
Saya terjelepok dalam pelukan hangat tubuh
semlohai itu. Pahanya yang seperti buah labu
putih panjang dan halus seperti balon mau
meletus, kimi sedang mengepit erat pahaku, dan
celah diantara paha itu kini menjepit kuat sekali
laras panjang rudalku. Ada rasa berdenyut-
denyut dari pangkal laras sampai ke ujung yang
diliputi oleh selimut empuk dinding celah gua Ita
itu.
Kami berdua melepas napas panjang keenakan
dan yang paling puas adalah saya telah berhasil
manaklukkan singa betina nan buas yang kini
telah jinak dalam pelukanku, sementara
mulutnya dengan lahap menelan daging mentah
dan segar serta kenyal punyaku. Pokoknya siip
lah! Sangat menyejukkan hati dan
menenteramkan jiwa ketika pelukan kami
semakin erat dan daging kenyal terus terselip di
lorong gua basah nan nikmat.
Permainan ternyata dilanjutkan lagi sampai tiga
babak sehingga waktu sudah menunjukkan
pukul 19.00 sore. Hujan turun makin lebat, tetapi
kami berdua yang tanpa selembar benangpun
tidak merasakan dingin bahkan panas membara
dan bergeloraa. Berkali-kali Ita memekik-mekik
Permainan berakhir ketika kami tertidur dan
malam hari terbangun kedinginan tanpa ada
lembaran kain yang menutupi tubuh kami.
Untunglah seluruh keluarga Ita tidak pulang
karena hari hujan dan ternyata Ita terbiasa
sendirian di rumah.
Tahu kayak begini udah tak kerjain dulu-dulu
tanpa harus ada acara tip-ngintip segala.
Ternyata enaknya engga ada dijual di toko
manapun juga. Sekian..


Adult | GO HOME | Exit
1/755
U-ON

inc Powered by Xtgem.com